Menara Syahbandar yang
terletak sekitar 50 meter sebelum Museum Bahari ini merupakan salah satu tempat
favorit para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Gambar 3.1. Plang Menara
Syahbandar
Gambar 3.2. Bangunan
Menara Syahbandar dilihat dari Jl. Pasar Ikan
Menara Syahbandar berada dalam satu
kelompok dengan beberapa bangunan di sekitarnya, antara lain :
1. Gedung di sebelah timur menara yang
menghadap keluar atau di sebelah barat Sungai Ciliwung, dahulu
digunakan sebagai Kantor Pabean (Bea Cukai);
2. Gedung yang berhadapan dengan menara dan
gedung Pabean, pada jaman VOC digunakan sebagai Gedung Navigasi atau
gudang perlengkapan kapal;
3. Gedung yang terletak di depan pintu
gerbang kompleks menara ini dulunya dipergunakan oleh VOC sebagai
Kantor Perdagangannya.
4. Kemudian agak ke barat terdapat Menara
Pabean, didekatnya terdapat sebuah bangunan rendah yang
dahulu berfungsi sebagai kantor administrasi.
5. Di seberang jalan di sebelah selatan
Menara Pabean, terdapat bangunan lama dua lantai yang memanjang dari
utara ke selatan.
Gambar 3.3. Pemandangan
dari bagian tengah Menara Syahbandar ke arah Jl. Pasar Ikan
Gambar 3.4. Pemandangan
dari puncak Menara Syahbandar ke arah utara
Lingkungan di sekitar bangunan ini
dahulu disebut Galangan Kapal milik VOC yang mulai berfungsi sejak
tahun 1632.
Gambar 3.5. Pemandangan ke arah Kafe VOC Galangan, di
sebelah selatan Menara Syahbandar
Sumber : http://www.thearoengbinangproject.com/menara-syahbandar-jakarta/ (kiri)
Menara ini berdenah
persegi panjang dengan pola desain sederhana, memiliki garis-garis kuat
dengan proporsi yang mantap dan enak dipandang. Menara Syahbandar
yang berdiri dengan tinggi lima meter dan lebar tiga meter ini dibangun dengan
tiga lantai ini tampak mencolok dengan warna putih dan merah di bagian atap.
Gambar 3.6. Tampak Menara Syahbandar
Sumber : http://sahabatzieranerg.blogspot.com/2013/05/one-day-trip-to-kota-tua-jakarta-last.html
(kiri)
Pada bagian depan area ini terdapat meriam –
meriam tempo dulu dan bangunan sejarah lainnya, seperti bangunan tempat kantor
transaksi perdangangan, bangunan kantor bea cukai yang dulunya sangat berperan
penting. Selain itu juga terdapat dua prasasti. Prasasti pertama menceritakan
bahwa di menara Syahbandar inilah merupakan titik nol kilometer kota Batavia
pada zaman pemerintahan Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1977. Disinilah diletakkanlah
tugu nol kilometer. Namun titik Kilometer 0 DKI Jakarta itu kemudian
dipindahkan ke Monumen Nasional. Prasasti kedua menceritakan saudagar China
yang berdagang ke Batavia pada abad ke 17. Selain prasasti terdapat banyak
lukisan yang menggambarkan suasana Pelabuhan Sunda Kelapa pada abad ke 18 dan
Pelabuhan Onrust pada abad ke 17.
Gambar
3.7. Meriam dan Prasasti di Menara Syahbandar
Pada bagian interior bangunan ini terdapat
ruangan – ruangan pengamat yang dihiasi dari kayu – kayu bewarna merah serta
terdapat 77 anak tangga untuk mencapai puncak menara. Pada puncak menara
terdapat ruangan pemantauan yang docat merah dengan pemandangan Kota Tua dari
atas. Ruangan dengan lebar 8 meter dan panjang 10 meter ini di dalamnya hanya
terdapat tempat duduk yang ditembok setinggi setengah meter dengan luas 5 x 5
meter. Sekarang isinya hanya sebuah lampu neon yang menyala pada bagian pojok
ruangan.
Gambar
3.8. Bagian – bagian Menara Syahbandar
Di bawah menara, terdapat penjara yang
digunakan sebagai tempat bagi anak buah kapal yang dianggap melanggar hukum. Menurut
beberapa sumber, di bawah menara ini terdapat lorong bawah tanah yang
menghubungkan Menara Syahbandar dengan Museum Sejarah Jakarta.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar